Relativitas Khusus
Teori relativitas
khusus dipublikasikan oleh Einstein ketika usianya masih 26 tahun, yaitu pada
tahun 1905. Berselang satu dekade berikutnya, Einstein kembali mempublikasikan
postulatnya, yaitu relativitas umum. Pada artikel kali ini kita akan membahas
lebih dalam nih, tentang teori
relativitas khusus.
Teori
ini dikatakan relativitas khusus karena hanya berlaku untuk kerangka acuan
inersial, yaitu kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan, terhadap
kerangka acuan lain.
Teori relativitas
khusus ini terdiri dari 2 postulat :
Postulat
pertama, “hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka
acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap (kerangka acuan inersial).
Misalnya
kamu sedang berdiri di peron stasiun kereta, sedangkan temanmu sedang berada di
dalam kereta yang melaju dengan kecepatan 80 km/jam. Menurut kamu yang diam,
teman kamu yang berada di dalam kereta-lah yang melaju dengan kecepatan 80
km/jam. Namun, menurut teman kamu yang berada di dalam kereta, dia itu diam,
justru kamu-lah yang berdiri di peron stasiun yang bergerak dengan kelajuan 80
km/jam.
Postulat
kedua, “cahaya merambat melalui ruang hampa dengan kecepatan yang konstan
dan bernilai:
Dan kelajuan cahaya tidak
bergantung pada kelajuan sumber cahaya maupun kelajuan pengamatnya.”
Berbeda
dengan teori relativitas Newton yang menyatakan ruang dan waktu adalah mutlak.
Pada postulat yang kedua ini, Einstein menyatakan justru ruang dan waktu itu
yang relatif. Kelajuan cahaya dalam vakum merupakan besaran mutlak, artinya
tidak ada kelajuan lain yang lebih besar daripada kelajuan cahaya. Jadi, diukur
dalam semua kerangka acuan bergerak, kelajuan cahaya dalam vakum adalah sama.
Jadi, jika ada 2
orang pengamat mengamati suatu peristiwa, yang satu diam dan yang satu lagi
bergerak terhadap peristiwa itu, maka persamaan ruang dan waktunya tidak akan
sama. Pada relativitas khusus akan mengandung suatu pengali , yang disebut tetapan transformasi Lorentz.
Dimana
= tetapan transformasi Lorentz
= kecepatan benda
= kecepatan cahaya
Dengan
menggunakan konsep relativitas khusus ini, kita juga dapat menghitung kecepatan
relativistik. Misalkan, pada peristiwa kamu yang diam di peron stasiun (C )
dengan teman kamu yang berada di dalam kereta api (B). Teman kamu yang berada
di dalam kereta api melemparkan sebuah batu (A) searah dengan arah kereta api.
Maka, kecepatan batu itu menurut kamu yang diam di peron stasiun akan mengikuti
persamaan berikut:
Dimana
= Kecepatan benda C terhadap kerangka acuan A
= Kecepatan benda C terhadap kerangka acuan B
= Kecepatan kerangka acuan B terhadap
kerangka acuan A
=
kecepatan cahaya di vakum.
Dampak
lain dari teori relativitas khusus tersebut diantaranya fenomena dilatasi
waktu, kontraksi panjang, massa relativistik, momentum relativistik dan Energi
Relativistik.
1. Dilatasi Waktu
Dilatasi
atau pemekaran waktu adalah dampak dari anggapan bahwa waktu tidak mutlak,
tetapi relatif. Selang waktu yang diukur dengan oleh dua pengamat yang saling
bergerak dengan kecepatan relatif akan berbeda. Dilatasi waktu dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
Dimana
= waktu sejati; waktu yang diukur oleh pengamat
yang diam terhadap kejadian
= waktu
relativistik; waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian.
2. Kontraksi Panjang
Panjang
adalah jarak 2 titik yang diukur. Pada dilatasi waktu, selang waktu yang diukur
berbeda, sedangkan selang waktu adalah jarak dibagi kelajuan. Maka, dampaknya
akan ada pemendekan jarak atau panjang dari benda yang diamati oleh dua
pengamat yang bergerak relatif. Pemendekan panjang itu disebut Kontraksi
panjang, dan mengikuti persamaan:
Dimana
= panjang sejati; panjang dua titik yang diukur
oleh pengamat yang diam terhadap kedua titik
= panjang relativistik; panjang dua titik
yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kedua titik
3. Massa Relativistik
Berdasarkan
pada teori relativitas khusus, massa benda yang bergerak akan lebih besar dari
massa yang diam. Massa relativistik ini mengikuti persamaan:
Dimana
= massa diam; massa jika benda dalam keadaan diam
= massa relativistik; massa jika benda bergerak
4. Momentum Relativistik
Setiap
benda yang memiliki massa dan kecepatan pasti memiliki momentum. Jika kita
gunakan persamaan massa relativistik pada persamaan momentum, maka dihasilkan
persamaan momentum yang baru, yaitu momentum relativistik. Persamaan momentum
relativistik itu dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana
= momentum relativistik
5. Energi Relativistik
Menurut teori
relativitas khusus Einstein, energi merupakan hasil perkalian dari massa dan
kuadrat kecepatan mutlak. Sehingga terdapat kesetaraan antara massa dan energi.
Hukum ini dikenal dengan hukum kesetaraan massa-energi
Einstein. Persamaannya yaitu:
Dimana
= Energi total
= Energi diam
Dengan
demikian, energi kinetik partikel yang bergerak relativistik atau mendekati
kecepatan cahaya, sama dengan selisih antara energi total dan energi diamnya.
Sehingga mengikuti persamaan berikut:
Nah, Sahabat Belajar !! semoga penjelasan tadi setidaknya bisa membantu memberikan gambaran dan pemahaman Anda mengenai teori relativitas khusus. semoga bermanfaat!! terimka kasih kepada Anda yang sudah mengunjungi situs ini.
silahkan kunjungi dan baca konten lain disitus ini !!!