Momentum dan Impuls

sumber gambar
http://www.antonin.education.co.uk
Momentum dan Impuls didalam kajian ilmu
fisika merupakan satu kesatuan
karena momentum dan Impuls dua besaran yang setara tak
terpisahkan. Dua besaran momentum dan Impuls dikatakan setara karena
memiliki satuan Sistim Internasional (SI) sama atau juga memiliki dimensi sama.
Momentum
Pengertian
Momentum
Keterangan
- P = momentum(kg.m/s)
- M=massa(kg)
- V=kecepatan(m/s)
Jadi momentum adalah
besaran yang dimiliki oleh sebuah benda/materi atau partikel yang bergerak.
Momentum merupakan besara vektor sehingga
selain mempunyai besar, momentum juga mempunyai arah. Arah momentum sama
dengan arah kecepatan benda atau arah gerakan benda.
Momentum berbanding lurus dengan massa dan kecepatan. Semakin besar massa, semakin besar momentum. Demikian juga semakin besar kecepatan, semakin besar momentum. Misalnya terdapat dua mobil.
Momentum berbanding lurus dengan massa dan kecepatan. Semakin besar massa, semakin besar momentum. Demikian juga semakin besar kecepatan, semakin besar momentum. Misalnya terdapat dua mobil.
Sebagai contoh Misalkan mobil A
dan mobil B. Jika massa mobil A lebih besar dari massa mobil B dan kedua mobil
bergerak dengan kecepatan yang sama maka mobil A mempunyai momentum lebih besar
daripada mobil B. Demikian juga jika mobil A dan mobil B mempunyai mempunyai
massa sama dan mobil A bergerak lebih cepat daripada mobil B maka momentum
mobil A lebih besar daripada momomentum mobil B. Apabila sebuah benda bermassa
tidak bergerak atau diam maka momentum benda tersebut nol.
Momentum
adalah besaran vector. Untuk itu, jika ada beberapa vektor momentum
dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalnya ada dua buah vektor
momentum p dan p2 membentuk suatu sudut α. Jadi jumlah momentum kedua vektor
dijumlahkan secara vektor, seperti yang dilihat dari gambar dibawah ini. Besar
vektor p dirumuskan
sebagai berikut:
Contoh
Sebuah bus bermassa 5
ton bergerak dengan kecepatan tetap 10 m/s. Berapa momentum yang
dimiliki bus tersebut?
Penyelesaian:
Dengan menggunakan
persamaan diatas maka kita mendapatkan besar momentum bus
sebesar P = mv
P = 5000 kg x 20 m/s
P= 100000 kg m/s
(catatan 1 ton = 1000
kg)
Pengertian Impuls
Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu
hanya sesaat. Atau Impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam
waktu yang sangat singkat.
Selain
itu, Impuls juga dapat diartikan sebagai peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu
yang sangat singkat. Untuk membuat suatu benda yang diam menjadi bergerak
dibutuhkan sebuah gaya yang bekerja pada benda tersebut selama interval waktu
tertentu. Gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak dalam
interval waktu tertentu disebut impuls.
I=F.Δt
Keterangan
- I= impuls
- F=gaya(N)
- Δt=selang waktu(s)
Impuls sama dengan perubahan momentum
Hubungan Impuls dan
Momentum
Tumbukan
dan Hukum Kekekalan Momentum
Tumbukan
Tumbukan
dapat terjadi pada saat benda yang bergerak mengenai benda lain yang sedang
bergerak atau diam. Pembahasan akan dibatasi mengenai tumbukan sentral lurus,
yaitu tumbukan antara dua benda yang arah kecepatannya berimpit dengan garis
hubung kedua pusat massa benda.
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang
bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tumbukan
lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama
sekali.
a.
Tumbukan Lenting Sempurna
Dua
buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna jika pada tumbukan itu
tidak terjadi kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik total kedua benda
sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap.
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum
dan hukum kekekalan energi kinetik. Dua buah benda memiliki massa masing-masing
m1 dan m2 bergerak saling mendekati dengan kecepatan sebesar v1 dan v2
sepanjang lintasan yang lurus. Setelah keduanya bertumbukan masing-masing
bergerak dengan kecepatan sebesar v’1 dan v’2 dengan arah saling berlawanan.
Berdasarkan
hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut.
Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh
persamaan sebagai berikut.
Jika
persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai
berikut.
Ruas sebelah kanan menunjukkan kelajuan relatif setelah tumbukan
dan ruas kiri adalah kelajuan relatif sebelum tumbukan. Kelajuan relatif
setelah tumbukan sama dengan kelajuan relatif sebelum tumbukan tapi arahnya
berlawanan.
Harga
1 pada persamaan di atas menyatakan keofisien restitusi untuk tumbukan lenting
sempurna. Secara umum persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
Dalam
hal ini, e adalah koefisien restitusi. Persamaan di atas berlaku untuk semua
jenis tumbukan.
e =
1, untuk tumbukan lenting sempurna.
e = 0, untuk tumbukan tidak lenting sama sekali.
0 < e < 1, untuk tumbukan lenting sebagian.
e = 0, untuk tumbukan tidak lenting sama sekali.
0 < e < 1, untuk tumbukan lenting sebagian.
b.
Tumbukan Lenting Sebagaian

Pada
tumbukan lenting sebagian, beberapa energi kinetik akan diubah menjadi energi
bentuk lain seperti panas, bunyi, dan sebagainya. Akibatnya, energi kinetik
sebelum tumbukan lebih besar daripada energi kinetik sesudah tumbukan.
Pada tumbukan lenting sebagian berlaku Hukum Kekekalan Momentum,
tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Pada tumbukan lenting
sebagian, koefisien restitusi (e) nilainya adalah 0 < e < 1. Besarnya koefisien
restitusi benda dapat ditentukan dengan persamaan:
dengan
e = koefisien restitusi
h1 = ketinggian mula-mula
h2 = ketinggian setelah memantul
e = koefisien restitusi
h1 = ketinggian mula-mula
h2 = ketinggian setelah memantul
Contoh
c.
Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Tumbukan
tidak lenting sama sekali merupakan peristiwa tumbukan dua benda yang memiliki
ciri setelah tumbukan kedua benda bersatu (perhatikan gambar di atas).
Keadaan ini dapat digunakan bahasa lain, setelah bertumbukan;
benda bersama-sama, benda bersarang dan benda bergabung. Kata-kata itu masih
banyak lagi yang lain yang terpenting bahwa setelah bertumbukan benda menjadi
satu. Jika tumbukannya seperti gambar di atas maka koefisien restitusinya akan
nol, e = 0.
Pada tumbukan ini berlaku hukum kekekalan momentum, tetapi
energi kinetiknya tidak kekal. Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah
tumbukan kedua benda bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan
besarnya sama, yaitu v1′ = v2′ = v’.
Prinsip peluncuran roket











