Rabu, 18 Agustus 2021

KESELAMATAN KERJA DALAM PENELITIAN DILABORATORIUM

 Keselamatan Kerja di Laboratorium

(Materi Fisika Kelas X)



Laboratorium adalah ruang yang digunakan untuk kegiatan praktikum dan/atau percobaan, baik merupakan kegiatan pembelajaran dan/atau penelitian yang di dalamnya terdapat peralatan-peralatan dan/atau bahan kimia.

Peralatan-peralatan tersebut dapat berupa peralatan listrik, peralatan mekanik, peralatan optik, peralatan vakum dan gas, yang umumnya memiliki resiko untuk terjadinya kecelakaan, baik karena cara penggunaan yang keliru ataupun karena hal lainnya. 

Bahan-bahan kimia juga memiliki potensi menimbulkan kecelakaan baik dalam kondisi penyimpanan, saat penggunaan maupun saat keadaan darurat. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan aturan-aturan keselamatan kerja di laboratorium fisika dengan cermat dan seksama. Pekerjaan di laboratorium sangat membutuhkan keterampilan dan ketelitian.  Ketelitian dibutuhkan agar mengurangi resiko kecelakaan saat melakukan kerja di laboratorium.

Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah termasuk salah satu tempat yang memiliki risiko tinggi menimbulkan kecelakaan. Percobaan dan pengalaman bisa  berjalan dengan lancar apabila memperhatikan keselamatan kerja, baik keselamatan individu maupun bahan-bahan dan alat yang digunakan. Oleh karena itu, sebelum menggunakan laboratorium harus tahu terlebih dahulu alat-alat laboratorium dan fungsinya.

Keselamatan kerja di laboratorium IPA menyangkut keselamatan terhadap pengguna dan juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan yang digunakan. Dalam hal keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta peringatan-peringatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedangkan keselamatan alat-alat perlu diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan dan cara menyimpannya. 

Dalam melakukan penelitian atau praktikum Fisika, kita terkadang diharuskan bekerja di laboratorium. Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. 

Dilaboratorium banyak terdapat bahan kimia yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Banyak hal yang perlu kita ketahui dan perhatikan demi menjaga keselamatan diri saat bekerja di laboratorium, diantaranya: 

A.      Laboratorium yang Baik

Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis), dll. Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat dikesampingkan begitu saja.

Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan peralatan percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk mencarinya. Bila perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan untuk mencari bahan kimia tertentu. Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik. Terutama kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon penting seperti pemadam kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium. 

Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan ledakan bila bereaksi. 



B.      Tata Tertib Keselamatan Kerja

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.

2.  Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

3.     Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.

4.   Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.

5.    Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.

6.  Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

7.     Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.

8.  Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.

9.     Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas laboratorium.

10.  Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.

11.  Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

12.  Buanglah sampah pada tempatnya.

13.  Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera.

14.  Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.

15.  Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.

16.  Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.

C.      Alat Keselamatan Kerja

Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan Anda tahu dimana letaknya.

1.         Pemadam kebakaran (hidrant)

2.         Eye washer

3.         Water shower

4.         Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

5.         Jas Laboratorium

6.         Peralatan pembersih

7.         Obat-obatan

8.         Kapas

9.         Plaster pembalut 

D.      Aturan-Aturan Keselamatan Kerja

Dalam pelajaran sains, melakukan penelitian atau pengamatan di laboratorium sangat diperlukan. Pekerjaan di laboratorium sangat membutuhkan keterampilan dan ketelitian. Ketelitian dibutuhkan agar mengurangi resiko kecelakaan saat melakukan kerja di laboratorium.

Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah termasuk salah satu tempat yang memiliki risiko tinggi menimbulkan kecelakaan. Percobaan dan pengalaman bisa berjalan dengan lancar apabila memperhatikan keselamatan kerja, baik keselamatan individu maupun bahan-bahan dan alat yang digunakan. Oleh karena itu, sebelum menggunakan laboratorium harus tahu terlebih dahulu alat-alat laboratorium dan fungsinya.

Keselamatan kerja di laboratorium IPA menyangkut keselamatan terhadap pengguna dan juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan yang digunakan. Dalam hal keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta peringatanperingatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedangkan keselamatan alat-alat perlu diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan dan cara menyimpannya.  

E.       Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium

Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium di antaranya adalah sebagai berikut. 

1)    Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti pelarut organik, asezena, etil alkohol, etil eter dan lain-lain.

2)      Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator

3)      Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal dan lain-lain.

4)     Iritasi, yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.

5)      Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.

6)      Sengatan listrik. 

F.       Usaha pencegahan kecelakaan di laboratorium

Usaha atau tindakan pencegahan kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah bersikap dan bertindak hati-hati, bekrja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta mentaati segala peraturan dan tata trtib yang berlaku. Usaha atau tindakan pencegahan kemungkinan timbulnya kecelakaan antara lain sebagai berikut.

1)   Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah dicapai. alat dan bahan itu, misalnya: ember berisi pasir untuk menanggulangi kebakaran kecil agar tidak terjadi kebakaran yang besar, alat pemadam kebakaran dan selimut yang terbuat dari bahan tahan api, serta kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama.

2)     Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang dipakai dan mengunci pintunya pada waktu laboratorium tidak dipakai.

3)      Pada waktu di laboratorium tidak ada guru atau laboran, siswa tidak diperkenankan masuk.

4)    Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang khusus, tidak berdekatan dengan nyala api atau tempat yang ada percikan api listrik, misalkan pada alat yang memakai relay atau motor listrik.

5)    Penyimpanan bahan-bahan yang tergolong racun atau berbahaya (misal air raksa dan bahan kimia lain) di tempat terkunci dan aman.

6)      Pengadaan latihan-latihan cara mengatasi kebakaran secara periodik.

7)      Penggunaan tegangan listrik yang rendah dalam melakukan percobaan listrik, misalnya 12 volt atau 15 volt.

8)    Pengadaan sakelar pusat untuk listrik sehingga jika diperlukan semua aliran listrik di dalam laboratorium dapat diputuskan.

9)      Penggantian kawat sekring pengaman harus dilakukan dengan sekring yang setara.
Pengadaan jaringan listrik tambahan tidak diperkenankan kecuali yang dilakukan oleh instalator listrik dengan izin dari PLN.
 

G.      Aturan di laboratorium

Untuk menghindari kecelakaan, para pengguna laboratorium diharapkan dapat mematuhi aturan yang berlaku. Berikut beberapa aturan yanga berlaku di laboratorium IPA. 

1.       Aturan-Aturan di Laboratorium

a)   Siswa tidak diperbolehkan masuk tanpa izin guru

b)   hendaknya memakai jas praktikum apabila mangadakan kegiatan di laboratorium.

c)  Bacalah semua petunjuk untuk melakukan eksperimen. Ikuti petunjuknya, apabila masih bingung tanyakan kepada guru Anda.

d)   Pada saat kegiatan praktikum berlangsung, dilarang makan dan minum.

e)   Dilarang menyalakan api.

f)    Gunakan alat-alat sesuai petunjuk dan seizin guru Anda.

g)  Selesai melakukan kegiatan, kembalikan alat-alat ke tempat semula dalam keadaan bersih dan rapi.

h)  Cucilah tangan setelah melakukan kegiatan.

i)    Bersihkan meja kerja dan ruangan laboratorium setelah kegiatan selesai.

j)    Kontrol lagi semua peralatan dan pastikan semua dalam keadaan aman.

2.    Aturan Kerja terhadap Listrik 

Bahaya listrik dapat disebabkan oleh tegangan listrik dari PLN ataupun alat-alat yang menghasilkan tegangan listrik, misalnya generator. Cara untuk menghindari kecelakaan terhadap penggunaan listrik antara lain sebagai berikut:

         a)  Pastikan tangan dan meja kerja dalam keadaan kering agar tidak terjadi sengatan listrik.
         b)   Pastikan keadaaan listrik telah terputus dari sumber listrik saat melakukan penyetelan dan pengubahan           
               rangkaian listrik.
         c)   Jangan menggunakan steker yang bertumpuk-tumpuk di stopkontak karena dapat menyebabkan kelebihan       
              beban sehingga menimbulkan panas dan memicu kebakaran. 

H.      Jenis Kecelakaan yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya

Kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium fisika adalah kebakaran dan adanya kejutan listrik. Kedua jenis kecelakaan ini tidak akan terjadi jika terdapat usaha pencegahan dan penanggulangan yang tepat.

1)      Pencegahan dan Penanggulangan Kejutan Listrik.


Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat dicegah dengan cara sebagai berikut.

a)         Menyediakan pemutus arus yang dekat dengan jangkauan.

b)        Mengetahui letak kabel yang terhubung dengan sumber tegangan utama saat berfungsi.

c)         Mengetahui kesesuaian tegangan yang akan digunakan dengan kemampuan alat yang akan dipakai.

d)        Menyediakan saklar penyambung dan pemutus stopkontak masing-masing.

e)         Memastikan semua kabel terhubung sempurna.

f)     Memberikan petunjuk pada pengguna laboratorium sebelum melakukan kegiatan yang berkaitan dengan arus listrik.

Jika terjadi kejutan listrik, putuskan aliran listrik dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a)         Melakukan hubungan pendek.

b)        Melepaskan steker dari stopkontak.

c)         Memutus arus melalui sakelar yang tersedia

d)        Menarik bagian tubuh penderita yang terkena dengan isolator.

 

2)      Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.


Pemicu kebakaran sering disebut dengan istilah segitiga api, antara lain unsur oksigen, panas, dan bahan bakar. Pencegahan kebakaran dapat dilakuka dengan cara sebagai berikut.

a)      Menjauhkan bahan yang mudah terbakar dari sumber panas.

b)      Memastikan selalu tersedia sumber air, selimut api, dan pemadam yang siap dipakai.

c)      Mematikan segera bunsen jika sudah tidak digunakan.

d)      Nyala pembakar bunsen mungkin tidak kelihatan dalam cahaya terang. Jika alat ini tidak digunakan

e)       Hendaknya dikecilkan dan ditutup jalan udaranya.

f)        Botol yang berisi zat yang mudah terbakar hendaknya jangan disimpan atau dibuka dekat nyala api.

g)   Nyala pembakar spirtus mungkin tidak kelihatan dalam cahaya terang. Jika alat ini tidak digunakan hendaknya api dipadamkan dan sumbunya ditutup dengan tutup khusus.

h)       Sisa fosfor sebaiknya dibakar sampai habis sebelum alat yang digunakan dibersihkan.

i)       Yakinlah bahwa Anda meninggalkan laboratorium setelah mematikan api, lampu dan lain-lai yang mungkin bisa menimbulkan kebakaran.

j)        Jangan buang sisa bahan yang masih panas ke tempat sampah.

k)       Periksa dahulu jika akan membuang bahan yang msih ada ke tempat sampah.

l)   Sebelum meninggalkan laboratorium, yakinkan diri bahwa semua api/pembakar dan listrik telah dipadamkan.

Penanggulangan kebakaran antara lain sebagai berikut.

a)         Apabila api membesar harus segera dipadamkan.

b)        Api yang baru timbul segera dipadamkan dengan kain atau karung basah atau selimut api.

c)         Menggunakan pemadam kebakaran. 

I.         Simbol Keselamatan Kerja

Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya kalian mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia sebagai berikut :

Simbol peringatan

Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut:

1)    Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.

2)  Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.

3)    Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.

4)     Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia.

5)    Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.

6)   Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.

7)    Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.

8)      Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.

9)     Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.

10)   Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.

11)   Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.

12)   Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.

 

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN DALAM BERWIRAUSAHA

 

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN DALAM BERWIRAUSAHA 

BERDASARKAN KARAKTERISTIK KEWARAUSAHAN

 

Karakteristik Wirausaha Yang Berhasil

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. Sukses, setiap orang pasti ingin sukses, tidak ada satupun didunia ini yang bermimpi tidak ingin sukses.

Wirausahawan yang berhasil atau sukses pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.         Motif Berprestasi Tinggi

Seorang wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausahawan melakukan sesuatu hal secra tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai dan prestasi merupakanhal yang membedakan antara hasil kryanya sebagai seorang wirausahawan dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa berwirausaha.

2.         Perspektif ke Depan

Sukses adalah sebuah proses bukan tujuan. Apa yang kita usahakan, idam-idamkan, impikan, inginkan, dan cita-citakan harus memnuhi syarat sebgai berikut:

  1. Specifik, artinya harus jelas dan spesifik seperti apa yang ingin kita wujudkan.
  2.  Measurable, artinya harus terukur atau dapat diitung besarannya, berapa banyak dan berapa besar.
  3. Achievable, artinya harus dapat dicapai, jangan mengangan-angankan sesuatu yang tidak mungkin dicapai dengan kemampuan kita.
  4.  Reality-based, artinya berdasarkan pada realitas yang ada, harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada, baik kemampuan maupuntuntutannya saat ini.
  5. Time-frame, artinya memiliki jangka waktu tertentu, misalnya berapa lama, dan kapan harus tercapai, semua kegiatan harus ada jangka waktu samapai pencapaian waktunya.

Arah pandangan wirausahawan juga harus berorietasi ke masa depan. Keberhasila atau kegaglan wirausahwan akan dapat dilihat dari aspek perspektif ke depan.

3.         Kreativitas Tinggi

Wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih tinggidaripada nonworausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkn oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausahwan mampu membuat hasil inovasinya menjadi permintaan. Seseorang yang memiliki kreativitas tinggi biasanya selalu berimajinasi, bermimipi bagaimana menciptkan sesuatu yang belum ada sebelumnya.

4.         Perilaku Inovasi Tinggi

Seorang wirausahawan harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnis. Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat dimplimentasikan dan memberikan nilai tambah atas sumberdaya yang kita miliki. Jadi, untuk senantiasa dapat berinovasi, kita memerlukan kecaerdasan kreatif. Caranya adalah dengan berlatih untuk senantiasa berpikir sehingga kita dapat menggali sumber kreativitas dam intusi bisnis.

5.         Tanggung Jawab

Ide dan perilaku seorang wirausahawan tidak terlepas dari tuntutan dan tanggung jawab. Indikator atau ciri-ciri orang yang bertanggung jawab adalah:

a.         Berdisiplin

b.         Penuh Komitmen

c.          Bersungguh-sungguh

d.         Tidak suka bohong (jujur)

e.         Beredikasi tinggi

f.           Konsisten

6.         Selalu Mencari Peluang

Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang lebih bermanfaat serta mudah digunakan.Untuk itulah, lmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang.. Setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami untuk membantu kita dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.


 

F.     Karakteristik Kegagalan Kewirausahaan

Kegagalan adalah awal dari kesuksesan dan apabila seseorang menyerah dari kegagalan berarti dia tidak tahu bahwa kesuksesan sudah sangat dekat dua kalimat ini seharusnya bisa menyadarkan kita untuk tidak pernah menyerah. Adapun Karakteristik Kegagalan Kewirausahaan sebagai berikut :

1.         Kurangnya dana untuk modal.

Tidak semua kegagalan disebabkan karena modal yang tidak ada, akan tetapi sebagian besar kegagalan itu ada karena kurangnya dana.

2.         Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis.

Berikan suatu jabatan kepada ahlinya, dengan kata lain tempatkan sesuatu pada tempatnya.

3.         Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang.

Dalam berwirausaha, merencanakan sesuatu, atau menyusun sesuatu perlu disiapkan sebelumnya.

4.         Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluti (diteliti).

Terkait dengan penjelasan point b diatas, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya, termasuk tempatkan minat dan bakat dimana orang itu berminat dan berbakat agar usaha atau pekerjaan yang dilakukan menjadi sahabat dan dapat ditekuni dengan baik.s

 

SEBAB-SEBAB KEGAGALAN DALAM MENJALANKAN KEWIRAUSAHAAN

1.   
 
Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita harus dituntut untuk rajin, tekun, sabar, dan jangan putus asa.

2.      Kurang tekun dan teliti.

3.      Kurangnya pengawasan.

4.       Kemacetan yang sering terjadi.

5.      Pelayanan yang kurang baik.

6.      Tidak jujur dan kurang cekatan.

7.      Kurang inisiatif dan kurang kreatif.

8.      Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha.

9.       Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri-ciri kalau orang berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karena apabila perusahaan jadi kikir maka ia jelas irit.

10.     Banyak pemborosan dan penyimpangan.

11.     Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen.

12.     Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan.

13.     Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang.

14.     Memulai usaha tanpa pengalaman dan modal pinjaman.

15.     Banyaknya piutang ragu-ragu.

16.     Kekeliruan menghitung harga pokok. Dalam melakukan suatu usaha penjualan harus menghitung berapa banyak harga pokok.

 

Kamis, 12 Agustus 2021

BERBAGAI JENIS VARIABEL PENELITIAN

Pengertian Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Pengertian yang dapat diambil dari definisi tersebut ialah bahwa dalam penelitian terdapat sesuatu yang menjadi sasaran, yaitu variabel, sehingga variabel merupakan fenomena yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk diobservasi atau diukur.

Variabel penelitian adalah konsep yang memiliki variasi nilai.

Definisi di atas mengandung makna bahwa sesuatu atau konsep dapat disebut variabel jika konsep tersebut memiliki variabilitas atau dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau kategori.

Pengertian Variabel Penelitian Menurut Ahli (Pakar)

Menurut Suharsimi Arikunto (1998), pengertian variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian.

Menurut Sugiyono (2009), pengertian variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Kerlinger (2006), pengertian variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi. Variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita letakkan sembarang nilai atau bilangan.

Klasifikasi Variabel Penelitian

Variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala pengukurannya, konteks hubungannya, dan dapat tidaknya variabel dimanipulasi.

Variabel Penelitian Berdasarkan skala pengukurannya

1)    Variabel nominal

Variabel nominal merupakan variabel dengan skala paling sederhana karena fungsinya hanya untuk membedakan atau memberi label suatu subjek atau kategori. Contoh variabel nominal: jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)

2)    Variabel ordinal

Variabel ordinal adalah variabel yang dibedakan menjadi beberapa secara bertingkat, contoh status sosial ekonomi : rendah, sedang, tinggi.

3)    Variabel interval

Variabel interval adalahvariabel yang selain dimaksudkan untuk membedakan, mempunyaitingkatan, juga mempunyai jarak yang pasti atau satu kategori dengan kategori lainnya, contoh prestasi belajar : 5, 6, 7, 8, dst.

4)    Variabel rasio

Variabel rasio merupakan variabel selain berisfat membedakan, mempunyai tingkatan yang jaraknya pasti, dan setiap nilai kategri diukur dari titik yang sama, contoh : berat badan, tinggi badan, dst.

Variabel Penelitian Berdasarkan konteks hubungannya

Variabel dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari satu. Variabel-variabel tersebut saling berhubungan dan jika ditinjau dari konteks ini variable dibedakan menjadi :

1)    Variabel bebas atau independent variables

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lainnya, yaitu variable terikat.

2)    Variabel terikat atau dependent variabel

Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung dari nilai vaiabel lainnya.

3)    Variabel moderator atau variable intervening

Variabel moderator merupakan variable yang juga mem-pengaruhi variabel terikat, namun dalam penelitian penga-ruhnya tidak diutamakan.

4)    Variabel perancu (confounding variable)

Variabel perancu merupakan variabel yang berhubungan variabel bebas dan variabel terikat, tetapi bukan variable antara.

5)    Variabel kendali

Variabel kendali merupakan variabel yang juga mem-pengaruhi variabel terikat, tetapi dalam penelitian keberadaannya dijadikan netral.

6)    Variabel rambang

Variabel rambang merupakan variabel yang juga ikut mempengaruhi variabel terikat namun pengaruhnya tidak begitu berarti, sehingga keberadaan variabel ini dalam penelitian diabaikan.

Variabel Penelitian Berdasarkan dapat tidaknya variabel penelitian dimanipulasi

Ada variabel di mana peneliti dapat melakukan intervensi dan ada pula variable di mana peneliti tidak dapat melakukan intervensi. Atas dasar tinjauan ini, variabel dibedakan menjadi:

1)    Variabel dinamis, adalah variabel yang dapat dimanipulasi atau diintervensi oleh peneliti, contoh : metoda mengajar, teknik pelatihan, strategi pembiasaan, dst.

2)    Variabel statis, merupakan variabel yang tidak dapat diintervensi atau dimanipulasi oleh peneliti, contoh : jenis kelamin, umur, status perkawinan, dst.

Hubungan Antar Variabel Penelitian

Hubungan antar variabel penelitian dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : hubungan asimetris, hubungan simetris, dan hubungan timbal balik (Machfoedz, 2007: 29).

a.      Hubungan asimetris

Pada hubungan asimetris, suatu variabel atau variabel-variabel bebas berhubungan dengan variabel atau variabel-variabel terikat.

Hubungan variabel asimetris dibedakan menjadi dua, yaitu:

1)  Hubungan variabel bivariat: hubungan antara dua variabel.

Contoh hubungan asimetris bivariat : hubungan kecerdasan intelektual (X) dengan prestasi belajar (Y). Siswa yang mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi, presteasi belajarnya juga tinggi.

Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:



2)  Hubungan variabel multivariat: hubungan antara tiga variabel atau lebih.

Contoh hubungan asimetris multivariate:

Hubungan kecerdasan intelektual (X₁), kecerdasan emosional

(X₂), dan motivsi belajar (X₃) dengan prestasi belajar (Y).

Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:



b.      Hubungan simetris

Hubungan variable secara simetris artinya ada hubungan antara dua variabel, tetapi variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variable lainnya.

Contoh hubungan variable secara simetris:



Variabel tinggi badan (Y₁) dan variable berat badan (Y₂) merupakan variable terikat yang dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan (X). Kedua variable terikat berhubungan tetapi variable yang satu tidak diengaruhi variable lainnya. Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

c.       Hubungan timbal balik

Hubungan variabel dikatakan bersifat timbal balik jika variabel yang satu mempengaruhi variabel lainnya dan sebaliknya.

Contoh hubungan variabel secara timbal balik: Variabel rasa percaya diri (X) mempengaruhi prestasi belajar (Y) dan sebaliknya, prestasi belajar juga mempengaruhi rasa percaya diri.

Hubungan semacam ini dapat digambarkan sebagai berikut:



 

 FUNGSI DAN TUJUAN MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

 

Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience-knowledge, yaitu mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni, teknologi dan ekonomi. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain. Kemudian, dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampaknya terhadap ekosistem, manajemen dan ekonomis

 

A.        FUNGSI

Kehidupan dan berkehidupan manusia membutuhkan keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan sehari[1]hari sebagai kecakapan hidup. Keterampilan harus menghasilkan karya yang menyenangkan bagi dirinya maupun orang lain serta mempunyai nilai kemanfaatan yang sesungguhnya. Maka, pelatihan berkarya dengan menyenangkan harus dimulai dengan memahami estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya selanjutnya. Pelatihan mencipta, memproduksi dan memelihara karya dalam memperoleh nilai kebaruan (novelty) akan bermanfaat untuk kehidupan manusia selanjutnya.

Prinsip mencipta, yaitu memproduksi (membuat) dan mereproduksi (membuat ulang) diharapkan meningkatkan kepekaan terhadap kemajuan zaman sekaligus mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampu mengantarkan manusia Indonesia mengalami kejayaan di masa lalu.

Oleh karenanya, pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di tingkat sekolah lanjutan atas didahului dengan wawasan tentang kearifan lokal di lingkungan sekitar menuju teknologi terbarukan. Pembelajaran dimulai dengan memahami fakta, prosedur, konsep maupun teori yang ada melalui studi perorangan, kelompok maupun projek agar memberi dampak kepada pendidikan karakter yang berupa kecerdasan kolektif. Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun buatan (artificial) ini akan memanfaatkan sebagai media sekaligus bahan pelajaran.

Sumber: Kemdikbud, 2016 Gambar 1.2 Proses Penciptaan Karya

B.        TUJUAN

Tujuan Prakarya dan Kewirausahaan dapat diuraikan sebagai berikut:

1.  Memfasilitasi peserta didik berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis.

2.    Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetika, artistik, ekosistem dan teknologis.

3. Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui prinsip kreatif, ergonomis, higienis, tepat[1]cekat-cepat, dan berwawasan lingkungan.

4. Menghasilkan karya yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, bersifat pengetahuan maupun landasan pengembangan ber[1]dasarkan teknologi kearifan lokal maupun teknologi terbarukan.

5. Menumbuh kembangkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola penciptaan karya (produksi), mengemas, dan usaha menjual berdasarkan prinsip ekonomis, ergonomis dan berwawasan lingkungan


 


 

 

 

 

 

 

 

 

METODE ILMIAH

METODE ILMIAH DALAM FISIKA



Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian. Sedangkan Penelitian sendiri adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Metode ilmiah merupakan rangkaian dan tahapan yang sistematis didalam penelitian secara berkesinambungan, terkumpul, analitis yang pada akhirnya akan melahirkan berbagai teori yang dapat menjelaskan serta meramalkan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan disekeliling kita.

Syarat-syarat Dalam Penulisan Gunakan Metode Ilmiah

Ada beberapa syarat yang dibutuhkan dalam penulisan dalam penelitian dengan menggunakan metode ilmiah, diantaranya ;

a)   Sistematis, artinya unsur-unsur yang terdapat dalam metode ilmiah harus tersusun dalam urutan yang logis; 

b)   Konsisten, terdapat kesesuaian diantaranya unsur-unsurnya. Misalnya tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan;

c)  Operasional, yang berarti metode ilmiah dapat menjelaskan bagaimana penelitian tersebut dilakukan.

d)     Sesuai Fakta, Yang pasti setiap tahapan dari metode ilmiah harus bisa tertangkap oleh akal atau data yang terbukti dan sudah menjadi suatu kenyataan

e)       Analitik, artinya Sebaiknya setiap metode dipaparkan lebih detail supaya setiap metode bisa saling berhubungan.

f)         Tanpa Prasangka, artinya setiap tahapan dari metode ilmiah harus memberikan hasil yang memang sesuai dengan keadaan. Meskipun ada hipotesis, namun hipotesis tersebut tidak jauh terhadap fenomena yang ada.

g)      Prasangka, artinya yang salah yaitu ketika peneliti berhipotesis jika fenomena sakit perut murid SD terjadi karena jadwal pelajaran sekolah yang penuh selama sehari, tanpa ada observasi, penelitian & pengematan mendalam dengan mempertimbangkan variable atau factor lain yang bisa saja terjadi.

h)    Objektif, artinya yang mana haruslah melibatkan pengukuran secara objektif tanpa adanya pengaruh dari pandangan sendiri.

 

Langkah-langkah dalam Metode Ilmiah


Dalam langkah awal saat akan melakukan penelitian yaitu melakukan perencanaan. Hal ini, tentu saja suatu perencanaan ini menjadi sangat penting supaya menghasilkan keberhasilan suatu eksperimen atau penelitian. Adapun Langkah-langkah dalam metode ilmiah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:



1.      Merumuskan masalah

Penelitian dimulai dengan cara merumuskan masalah. Akar dari suatu kerja dan kajian ilmiah sendiri adalah karena adanya suatu masalah. Masalah adalah sesuatu yang perlu diteliti agar dapat memperoleh jawaban dari suatu pertanyaan. Rumusan pertanyaan ini harus dicari jawabannya dengan cara melakukan eksperimen dan analisis.

2.      Hipotesis

Kemudian Sobat https://bloghalamansekolah.blogspot.com/ dapat mengajukan jawaban sementara. Hipotesis ini harus logis dan berdasarkan fakta.

 

3.         Menetapkan variabel penelitian,

Ada tiga jenis variable yang perlu peneliti ketahui, diantaranya adalah;

1)  Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2009: 39). Penyebutan variabel bebas sering juga disebut sebagai stimulus/ prediktor/antecendent/ eksogen/independen.

2)   Variabel kontrol adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi dan digunakan sebagai salah satu cara untuk mengontrol, meminimalkan, atau menetralkan pengaruh aspek tersebut.

3)   Variabel terikat/bergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat juga biasa disebut sebagai variabel dependen atau output/kriteria/ konsekuen/endogen.

4.         Menetapkan prosedur kerja dan melaksanakan penelitian

Dalam menetapkan urutan langkah kerja, sebaiknya dibuat ringkas tetapi bisa menggambarkan dengan tepat pekerjaan yang perlu dilakukan. Sebaiknya langkah kerja dibuat dengan bentuk diagram alir..

5.        Mengumpulkan data

Hasil penelitian bisa berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitattif merupakan data yang diperoleh menggunakan analitis alat indra yang ada dalam tubuh kita, tanpa menggunakan alat ukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang diperoleh melalui pengamatan denngan alat ukur dilaboaratorium dan dapat dinyatakan dengan angka, sehingga  bisa mendapatkan data secara akurat.

6.        Mengolah serta menganalisis data

Grafik dan tabel adalah alat yang bermanfaat dalam menyusun hingga menganalisis data. Grafik dan tabel akan menampilkan seperti apa variabel terikat berubah menjadi respon terhadap perubahan dari variabel bebas. Selain itu, analisis data juga bisa dilakukan dengan program komputer.

7.        Membuat kesimpulan

Dalam menyusun kesimpulan, peneliti perlu memutuskan data yang dikumpulkan memang mendukung hipotesis atau sebaliknya.

8.        Mengkomunikasikan hasil penelitian

Hasil penelitian perlu disosialisasikan, hal ini menjadi sangat penting dilakukan supaya hasil penelitian ini bisa diketahui oleh pihak lain, agar bisa dikritisi, diteliti ulang atau dijadikan sebegai rujukan pemecahan masalah pada kasus yang sama.

 

 

 


DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR #PART 6

TITIK BERAT BENDA Hallo sobat blog halaman sekolah pada kegiatan pembelajaran kali ini, kita akan mempelajari tentang keseimbangan benda te...