Keselamatan Kerja di
Laboratorium
(Materi Fisika Kelas X)
Laboratorium adalah ruang yang
digunakan untuk kegiatan praktikum dan/atau percobaan, baik merupakan kegiatan
pembelajaran dan/atau penelitian yang di dalamnya terdapat peralatan-peralatan
dan/atau bahan kimia.
Peralatan-peralatan tersebut dapat berupa peralatan
listrik, peralatan mekanik, peralatan optik, peralatan vakum dan gas, yang
umumnya memiliki resiko untuk terjadinya kecelakaan, baik karena cara
penggunaan yang keliru ataupun karena hal lainnya.
Bahan-bahan kimia juga memiliki potensi
menimbulkan kecelakaan baik dalam kondisi penyimpanan, saat penggunaan maupun
saat keadaan darurat. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan aturan-aturan
keselamatan kerja di laboratorium fisika dengan cermat dan seksama. Pekerjaan
di laboratorium sangat membutuhkan keterampilan dan ketelitian. Ketelitian dibutuhkan agar mengurangi resiko
kecelakaan saat melakukan kerja di laboratorium.
Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dalam
kerja ilmiah termasuk salah satu tempat yang memiliki risiko tinggi menimbulkan
kecelakaan. Percobaan dan pengalaman bisa berjalan dengan lancar apabila
memperhatikan keselamatan kerja, baik keselamatan individu maupun bahan-bahan
dan alat yang digunakan. Oleh karena itu, sebelum menggunakan laboratorium
harus tahu terlebih dahulu alat-alat laboratorium dan fungsinya.
Keselamatan kerja di laboratorium IPA menyangkut keselamatan
terhadap pengguna dan juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan yang
digunakan. Dalam hal keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata
tertib di laboratorium serta peringatan-peringatan terhadap bahan-bahan yang
berbahaya, sedangkan keselamatan alat-alat perlu diperkenalkan bentuk-bentuk
dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan dan cara menyimpannya.
Dalam melakukan penelitian atau
praktikum Fisika, kita terkadang diharuskan bekerja di laboratorium. Laboratorium
merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Keselamatan semua
pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Namun, banyak
pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat
pengaman walaupun sudah tersedia.
Dilaboratorium banyak terdapat bahan
kimia yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain
itu terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu,
kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Banyak hal
yang perlu kita ketahui dan perhatikan demi menjaga keselamatan diri saat
bekerja di laboratorium, diantaranya:
A.
Laboratorium yang Baik
Ruangan laboratorium yang memenuhi
standar adalah salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan kerja. Syarat
tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, kelengkapan peralatan
keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis), dll.
Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar
masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan.
Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka
kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara
berada pada posisi utama dan tidak dapat dikesampingkan begitu saja.
Ruangan laboratorium harus ditata
dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan peralatan percobaan harus ditata dengan
rapi supaya memudahkan untuk mencarinya. Bila perlu, berikan denah dan panduan
penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan untuk mencari bahan
kimia tertentu. Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi
yang baik. Terutama kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon
penting seperti pemadam kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi
kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga
lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium.
Laboratorium harus memiliki jalur
evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu keluar dengan
jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak
khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan ledakan bila
bereaksi.
B.
Tata Tertib Keselamatan Kerja
Aturan umum dalam tata tertib
keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat
serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.
2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke
laboratorium. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk
praktikum yang diberikan.
4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui
informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.
5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak
mengerti saat melakukan percobaan.
6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja
dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di
laboratorium.
8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat
seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja
yang lainnya.
9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya
segera melaporkannya ke petugas laboratorium.
10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat
reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.
11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui
cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
12. Buanglah sampah pada tempatnya.
13. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang
laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera.
14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.
15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.
C.
Alat Keselamatan Kerja
Di dalam ruang laboratorium harus sudah
tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau
darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat keselamatan
kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan Anda tahu dimana
letaknya.
1.
Pemadam kebakaran (hidrant)
2.
Eye washer
3.
Water shower
4.
Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
5.
Jas Laboratorium
6.
Peralatan pembersih
7.
Obat-obatan
8.
Kapas
9.
Plaster pembalut
D.
Aturan-Aturan Keselamatan Kerja
Dalam pelajaran sains, melakukan
penelitian atau pengamatan di laboratorium sangat diperlukan. Pekerjaan di
laboratorium sangat membutuhkan keterampilan dan ketelitian. Ketelitian
dibutuhkan agar mengurangi resiko kecelakaan saat melakukan kerja di laboratorium.
Laboratorium sebagai tempat untuk
melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah termasuk salah satu tempat yang
memiliki risiko tinggi menimbulkan kecelakaan. Percobaan dan pengalaman bisa
berjalan dengan lancar apabila memperhatikan keselamatan kerja, baik
keselamatan individu maupun bahan-bahan dan alat yang digunakan. Oleh karena
itu, sebelum menggunakan laboratorium harus tahu terlebih dahulu alat-alat
laboratorium dan fungsinya.
Keselamatan kerja di laboratorium IPA
menyangkut keselamatan terhadap pengguna dan juga keselamatan terhadap
alat-alat dan bahan yang digunakan. Dalam hal keselamatan pengguna maka perlu
dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta peringatanperingatan
terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedangkan keselamatan alat-alat perlu
diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan
dan cara menyimpannya.
E.
Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium
Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium
di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan
kimia yang mudah terbakar seperti pelarut organik, asezena, etil alkohol, etil
eter dan lain-lain.
2)
Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari
bahan-bahan reaktif seperti oksidator
3)
Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti
arsen, timbal dan lain-lain.
4) Iritasi, yaitu peradangan pada kulit atau saluran
pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan
korosif.
5)
Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca,
logam, kayu dan lain-lain.
6)
Sengatan listrik.
F.
Usaha pencegahan kecelakaan di laboratorium
Usaha atau tindakan pencegahan
kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah bersikap dan bertindak
hati-hati, bekrja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta mentaati segala
peraturan dan tata trtib yang berlaku. Usaha atau tindakan pencegahan
kemungkinan timbulnya kecelakaan antara lain sebagai berikut.
1) Penyediaan berbagai alat atau bahan yang
ditempatkan di tempat yang mudah dicapai. alat dan bahan itu, misalnya: ember
berisi pasir untuk menanggulangi kebakaran kecil agar tidak terjadi kebakaran
yang besar, alat pemadam kebakaran dan selimut yang terbuat dari bahan tahan
api, serta kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama.
2) Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang
dipakai dan mengunci pintunya pada waktu laboratorium tidak dipakai.
3)
Pada waktu di laboratorium tidak ada guru atau
laboran, siswa tidak diperkenankan masuk.
4) Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar di
tempat yang khusus, tidak berdekatan dengan nyala api atau tempat yang ada
percikan api listrik, misalkan pada alat yang memakai relay atau motor listrik.
5) Penyimpanan bahan-bahan yang tergolong racun atau
berbahaya (misal air raksa dan bahan kimia lain) di tempat terkunci dan aman.
6)
Pengadaan latihan-latihan cara mengatasi kebakaran
secara periodik.
7)
Penggunaan tegangan listrik yang rendah dalam
melakukan percobaan listrik, misalnya 12 volt atau 15 volt.
8) Pengadaan sakelar pusat untuk listrik sehingga jika
diperlukan semua aliran listrik di dalam laboratorium dapat diputuskan.
9)
Penggantian kawat sekring pengaman harus dilakukan
dengan sekring yang setara.
Pengadaan jaringan listrik tambahan tidak diperkenankan kecuali yang dilakukan
oleh instalator listrik dengan izin dari PLN.
G.
Aturan di laboratorium
Untuk menghindari kecelakaan, para
pengguna laboratorium diharapkan dapat mematuhi aturan yang berlaku. Berikut
beberapa aturan yanga berlaku di laboratorium IPA.
1. Aturan-Aturan di Laboratorium
a) Siswa tidak diperbolehkan masuk tanpa izin guru
b) hendaknya memakai jas praktikum apabila mangadakan
kegiatan di laboratorium.
c) Bacalah semua petunjuk untuk melakukan eksperimen.
Ikuti petunjuknya, apabila masih bingung tanyakan kepada guru Anda.
d) Pada saat kegiatan praktikum berlangsung, dilarang
makan dan minum.
e) Dilarang menyalakan api.
f) Gunakan alat-alat sesuai petunjuk dan seizin guru
Anda.
g) Selesai melakukan kegiatan, kembalikan alat-alat ke
tempat semula dalam keadaan bersih dan rapi.
h) Cucilah tangan setelah melakukan kegiatan.
i) Bersihkan meja kerja dan ruangan laboratorium
setelah kegiatan selesai.
j) Kontrol lagi semua peralatan dan pastikan semua
dalam keadaan aman.
2. Aturan Kerja terhadap Listrik
Bahaya listrik dapat disebabkan oleh tegangan
listrik dari PLN ataupun alat-alat yang menghasilkan tegangan listrik, misalnya
generator. Cara untuk menghindari kecelakaan terhadap penggunaan listrik antara
lain sebagai berikut:
a) Pastikan
tangan dan meja kerja dalam keadaan kering agar tidak terjadi sengatan listrik. b) Pastikan
keadaaan listrik telah terputus dari sumber listrik saat melakukan penyetelan
dan pengubahan rangkaian listrik.
c) Jangan
menggunakan steker yang bertumpuk-tumpuk di stopkontak karena dapat menyebabkan
kelebihan
beban sehingga menimbulkan panas dan memicu kebakaran.
H.
Jenis Kecelakaan yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya
Kecelakaan yang mungkin terjadi di
laboratorium fisika adalah kebakaran dan adanya kejutan listrik. Kedua jenis
kecelakaan ini tidak akan terjadi jika terdapat usaha pencegahan dan
penanggulangan yang tepat.
1)
Pencegahan dan Penanggulangan Kejutan Listrik.
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat dicegah dengan cara sebagai berikut.
a)
Menyediakan pemutus arus yang dekat dengan
jangkauan.
b)
Mengetahui letak kabel yang terhubung dengan sumber
tegangan utama saat berfungsi.
c)
Mengetahui kesesuaian tegangan yang akan digunakan
dengan kemampuan alat yang akan dipakai.
d)
Menyediakan saklar penyambung dan pemutus
stopkontak masing-masing.
e)
Memastikan semua kabel terhubung sempurna.
f) Memberikan petunjuk pada pengguna laboratorium
sebelum melakukan kegiatan yang berkaitan dengan arus listrik.
Jika terjadi kejutan listrik, putuskan
aliran listrik dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a)
Melakukan hubungan pendek.
b)
Melepaskan steker dari stopkontak.
c)
Memutus arus melalui sakelar yang tersedia
d)
Menarik bagian tubuh penderita yang terkena dengan
isolator.
2)
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
Pemicu kebakaran sering disebut dengan istilah segitiga api, antara lain unsur
oksigen, panas, dan bahan bakar. Pencegahan kebakaran dapat dilakuka dengan
cara sebagai berikut.
a) Menjauhkan bahan yang mudah terbakar dari sumber
panas.
b) Memastikan selalu tersedia sumber air, selimut api,
dan pemadam yang siap dipakai.
c) Mematikan segera bunsen jika sudah tidak digunakan.
d) Nyala pembakar bunsen mungkin tidak kelihatan dalam
cahaya terang. Jika alat ini tidak digunakan
e) Hendaknya dikecilkan dan ditutup jalan udaranya.
f) Botol yang berisi zat yang mudah terbakar hendaknya
jangan disimpan atau dibuka dekat nyala api.
g) Nyala pembakar spirtus mungkin tidak kelihatan
dalam cahaya terang. Jika alat ini tidak digunakan hendaknya api dipadamkan dan
sumbunya ditutup dengan tutup khusus.
h) Sisa fosfor sebaiknya dibakar sampai habis sebelum
alat yang digunakan dibersihkan.
i) Yakinlah bahwa Anda meninggalkan laboratorium
setelah mematikan api, lampu dan lain-lai yang mungkin bisa menimbulkan
kebakaran.
j) Jangan buang sisa bahan yang masih panas ke tempat
sampah.
k) Periksa dahulu jika akan membuang bahan yang msih
ada ke tempat sampah.
l) Sebelum meninggalkan laboratorium, yakinkan diri
bahwa semua api/pembakar dan listrik telah dipadamkan.
Penanggulangan
kebakaran antara lain sebagai berikut.
a)
Apabila api membesar harus segera dipadamkan.
b)
Api yang baru timbul segera dipadamkan dengan kain
atau karung basah atau selimut api.
c)
Menggunakan pemadam kebakaran.
I.
Simbol Keselamatan Kerja
Simbol ini harus diperhatikan dan
dipahami supaya kalian mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau zat
kimia sebagai berikut :
Simbol peringatan
Berikut
adalah penjelasan simbol-simbol tersebut:
1) Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari
hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat
hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.
2) Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal
dari benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka
dapat melukai Anda.
3) Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda
yang panas. Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam
keadaan aktif atau menyala.
4) Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari
benda yang mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia.
5) Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari
bahan kimia. Bisa saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan
iritasi.
6) Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari
benda-benda yang mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya
tidak tersengat listrik.
7) Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal
dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker
atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.
8)
Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda
yang mudah terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9) Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan
biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti
AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.
10)
Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal
dari sinar laser.
11)
Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari
benda radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar
terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.
12)
Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari
benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.